Beranda | Artikel
Keutamaan Puasa
Kamis, 4 Maret 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Keutamaan Puasa adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Sifat Puasa Nabi. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 19 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M.

Kajian Islam Tentang Keutamaan Puasa

Pembahasan kali ini adalah tentang kedudukan puasa dalam agama Islam dan juga akan dijelaskan pahala, karunia dan pemuliaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi yang berpuasa karena Allah. Akan tetapi pahala, karunia dan kemuliaan tersebut berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kedekatan dan kejauhannya dari sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالعَطَشُ

“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan dari puasanya melainkan lapar dan haus.” (HR. Ahmad)

Banyak orang yang berpuasa dari kaum muslimin, tetapi ternyata puasanya tidak mendapatkan kecuali lapar dan haus saja.

Oleh sebab itulah harus mengenal sifat puasa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan apa saja yang ada di dalam perbuatan tersebut berupa kewajiban-kewajiban dan adab-adab dan doa-doa kemudian menerapkan hal itu secara perbuatan saat berpuasa.

Puasa ada dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib adalah puasa yang diperintahkan oleh syariat dengan perintah yang keras, diancam dengan siksa bagi siapa yang meninggalkannya dengan sengaja. Adapun puasa sunnah adalah puasa yang disyariatkan oleh syariat Islam tetapi tidak diperintahkan dengan keras, tapi hanya sebatas anjuran, tidak diancam siksa bagi siapa yang meninggalkannya dengan sengaja.

Keutamaan-Keutamaan Puasa

Telah terdapat ayat-ayat yang tegas di dalam Al-Qur’an yang memerintahkan untuk berpuasa sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjelaskan keutamaan-keutamaan puasa tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab[33]: 35)

Ini menunjukkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa orang yang berpuasa adalah salah satu sifat yang dijanjikan oleh Allah untuk mendapatkan ampunan dan pahala yang besar.

1. Puasa sebagai benteng dari api neraka

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengkhususkan puasa dengan satu pintu dari pintu-pintu surga. Artinya orang yang ahli puasa akan memasuki pintu tersebut di hari kiamat.

Dan bahwasanya puasa memutuskan nafsu-nafsu dari syahwatnya, menahan dari hal-hal kebiasaannya, maka akhirnya jiwa tersebut menjadi tenang, dan karunia yang agung ini dijelaskan dengan rinci oleh hadits-hadits yang shahih.

Puasa menjaga dari syahwat yang diharamkan dan menjaga syahwat tersebut agar tetap terkontrol sehingga tidak melakukan dosa dengan syahwat tersebut.

Allah telah menjadikan puasa sebagai pengebiri atas syahwat tersebut. Karena dia menahan kekuatan anggota-anggota tubuh untuk melancarkannya dan menenangkan setiap anggota tubuh darinya. Maka sungguh telah terbukti bahwasanya berpuasa memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk menjaga anggota-anggota lahiriyah dan kekuatan-kekuatan batiniyah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sanggup untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya menikah menjaga pendangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup, maka hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa untuknya sebagai benteng.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

ما من عبدٍ يصومُ يومًا في سبيلِ اللَّهِ ، إلَّا بعَّدَ اللَّهُ بذلِكَ وجهَهُ عنِ النَّارِ ، سبعينَ خريفًا

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, melainkan Allah akan menjauhkan dengan puasa tersebut wajahnya dengan api neraka sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan bahwasanya puasa membuat seseorang akhirnya jauh dari api neraka.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

“Puasa itu tameng seorang hamba yang membentengi dirinya dari api neraka.” (HR. Ahmad)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

من صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيل الله جعل الله بَينه وَبَين النَّار خَنْدَقًا كَمَا بَين السَّمَاء وَالْأَرْض

“Barangsiapa yang berpuasa suatu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjadikan antara dia dengan api neraka sebuah parit sebagaimana antara langit dan bumi.” (HR. Tirmidzi)

2. Puasa memasukkan ke dalam surga

Kita sudah mengetahui bahwa puasa menjauhkan pelakunya dari api neraka. Kalau begitu, maka puasa mendekatkan ke dalam surga.

Abu Umamah Al-Bahili bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah, tunjuki aku sebuah amalan yang aku masuk dengannya ke dalam surga.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

عَلَيْك بِالصَّوْمِ، لا مِثْل لَهُ

“Hendaknya engkau berpuasa, tidak ada pahala yang semisal dengan puasa.” (HR. An-Nasa’i)

Hadits ini maksudnya adalah puasa salah satu penyebab yang menyebabkan seseorang dengan rahmat Allah bisa masuk ke dalam surgaNya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

3. Diberikan pahala tanpa batas

Orang-orang yang berpuasa diberikan secara sempurna pahala-pahala mereka tanpa batas.

4. Memiliki dua kebahagiaan

Bahagia saat berbuka dan bahagia saat di akhirat mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

5. Bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dibandingkan minyak wangi misik.

Dalil yang menunjukkan keutamaan ke-3, 4 dan 5 ini adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Setiap amalan anak Adam akan dia dapatkan pahalanya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu milikKu dan Aku yang akan mengganjarkan puasa pahala tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Simak penjelasan hadits ini pada menit ke-42:33.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49901-keutamaan-puasa-2/